Selasa, 04 Oktober 2016

ISTRI SEJARAH

Istri Sejarah


Di sebuah ruang. Sumpek
Berdiri. Menyisiri ruang. Berseliwerang. bingung. termenung
Suaraku mendengus. Hariku menangis. Hatiku meringis
Kemanakah tabe’ yang dulu? Tak pernah lagi kulihat ia
Kemanakah tabe’ yang masih belia? Sudah rentahkah ia?
Kemanakah tabe’ yang kulitnya halus? Sudah keriputkah ia?
Tabe’......, terdengar suaraku membesar. Dimana kau? suaraku merendah
Kurindukan dirimu yang entah dimana.
 Hilangkah engkau? Tersesatkah engkau? Lupa pulangkah engkau?
Tahukah engkau, garis-garis keriput kini telah menggerogoti wajahku
Yaa... menua aku menunggumu. Wajahmu tak pernah menyapa hariku lagi
Lalu..... kuputuskan mencarimu
Aku melancong ke sana ke mari .
Hingga Akhirnya, kudapati jua kabar dari seorang rantau
“Apakah engkau mencari tabe’?” tanya orang itu kepadaku
“Ya...aku mencarinya?”
“Aku melihatnya dipinang oleh orang lain” katanya lalu beranjak pergi.
Apa....? Tidak mungkin..... Aku pasti salah dengar
Seketika itu tubuhku gemetar
Engkau telah dipinang oleh orang lain. Hatiku beanr-benar luka.
Engkau telah menjadi milik orang lain. Hatiku jatuh berkeping-keping.
Aku cemburu. Siapakah orang lain itu? Betapa beruntungnya ia
Kupungut hatiku. Kurekatkan dengan sabar
Segera kutancap gas mencari orang lain itu. Jauh. Jauh sekali.
Lama kucari akhirnya kutemui kau bersama laki-laki
Hatiku kembali jatuh berkeping-keping tepat saat kau sejenak menatapku tajam
Tiada kuasa lagi kurekatkan.
“ Tabe’ ayo pulang” tawarku lembut
“ Tidak. Aku tidak ingin pulang. Aku telah terusir dari tanah bugis. Aku telah nyaman disini” tolak tabe’
“ Tabe, tidakkah engkau melihatku menua. Menantimu. Aku kesepian” lanjutku terisak
“ Tidak. Aku tidak akan kembali. Jika memang kamu kesepian, apakah orang-orang selain kamu juga kesepian. Sekali lagi, aku telah terinjak di Tanah Bugis. Kondisiku terdesak dan jalan satu-satunya aku harus disini selamanya” terang tabe’ dengan mata berkaca-kaca
Lama kuterdiam. Mengingat tabe’ yang terinjak oleh orang bugis
Tiba-tiba, terdengar suara dari orang lain itu
“Namaku sejarah” ucap orang itu
“ Kami telah membangun kehidupan baru” lanjutnya
Tabe’ kini telah menjadi milik sejarah. Lalu siapakah yang salah?
Apakah tabe’? Apakah sejarah? Apakah orang bugis?
Hatiku tambah meringis. Mereka berangkulan, dan...satu jiwa
Tak terpisahkan lagi.